10 Nama Pahlawan Nasional Di Indonesia
10 Nama Pahlawan Di Indonesia Berserta Penjelasannya
Gelar Pahlawan Nasional Indonesia diberikan oleh pemerintah republik Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik dan didefinisikan sebagai perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.
Berikut 10 nama pahlawan di Indonesia berserta penjelasannya :
1. Tuanku Imam Bonjol (Sumatra Barat)
• Asal usul dan Daerah
- Kelahiran: 1772, Kecamatan Bonjol
- Meninggal: 6 November 1864, Pineleng
- Kebangsaan: Indonesia
- Anak: Naali Sutan Caniago, Sutan Saidi
- Dimakamkan: Makam Pahlawan Tuanku Imam Bonjol Lotta Pineleng Minahasa Sulawesi Utara
- Orang tua: Khatib Bayanudin, Hamatun
- Penghargaan : Pahlawan Nasional Indonesia SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973
- Istrinya : Hamatun
• Deskripsi kepahlawanan
Tuanku Imam Bonjol atau yang bernama asli Muhammad Syahab lahir di Bonjol, Sumatera Barat, 1 Januari 1772. Saat tumbuh dewasa, Bonjol telah mempelajari ilmu Islam dari ayahnya. Setelah menjadi seorang ulama, Bonjol memperoleh beberapa gelar, seperti Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam. Oleh sebab itu, ia akhirnya lebih dikenal dengan panggilan Tuanku Imam Bonjol.
- Perang Padri
Setelah menjadi pemimpin Padri, ia pun mulai terlibat ke dalam beberapa kontroversi Adat-Padri. Pada 1803, terdapat tiga orang haji yang kembali dari Mekah ke Indonesia. Mereka adalah Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piobang. Mereka ingin memperbaiki syariat Islam yang belum sempurna yang dijalankan oleh masyarakat Minangkabau. Pada 1833, peperangan mulai berubah, yang tadinya antara Kaum Adat dan Kaum Padri, sekarang kedua kaum ini justru bekerja sama melawan belanda. Bersatunya Kaum Adat dan Kaum Padri ini dimulai dengan adanya kompromi yang dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato di Tabek Patah. Penyerangan serta pengepungan benteng Kaum Padri oleh Belanda terjadi selama sekitar enam bulan, dipimpin oleh jenderal dan para perwira Belanda. Imam Bonjol kemudian dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Lalu, ia dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotta, Minahasa, dekat Manado. Di tempat terakhir inilah ia meninggal dunia pada 8 November 1864. Tuanku Imam Bonjol disemayamkan di tempat pengasingannya tersebut.
2. Cut Nyak Dien (Aceh)
• Asal-usul dan Daerah
- Nama : Cut Nyak Dhien
- Lahir : Aceh Besar, 1848
- Wafat : Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908
- Dimakamkan : Gunung Puyuh, Sumedang.
- Orang Tua : Teuku Nanta Seutia
- Suami : Ibrahim Lamnga, Teuku Umar
- Anak : Cut Gambang
• Deskripsi kepahlawanan
Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar, wilayah VI Mukim pada tahun 1848. Pada masa kecilnya, Cut Nyak Dhien adalah anak yang cantik. Ia memperoleh pendidikan pada bidang agama (yang dididik oleh orang tua ataupun guru agama) dan rumah tangga (memasak, melayani suami, dan yang menyangkut kehidupan sehari-hari yang dididik baik oleh orang tuanya). Pada tanggal 26 Maret 1873, Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Perang Aceh pun meletus. Pada perang pertama (1873-1874). Perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi'sabilillah. Sekitar tahun 1875, Teuku Umar melakukan gerakan dengan mendekati Belanda dan hubungannya dengan orang Belanda semakin kuat. Pada tanggal 30 September 1893, Teuku Umar dan pasukannya yang berjumlah 250 orang pergi ke Kutaraja dan "menyerahkan diri" kepada Belanda. Cut Nyak Dien lalu memimpin perlawanan melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya dan mencoba melupakan suaminya. Pasukan ini terus bertempur sampai kehancurannya pada tahun 1901. Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu. Mereka terkejut dan bertempur mati-matian. Dhien berusaha mengambil rencong dan mencoba untuk melawan musuh. Namun, aksi Dhien berhasil dihentikan oleh Belanda. Cut Nyak Dhien ditangkap, sementara Cut Gambang berhasil melarikan diri ke hutan dan meneruskan perlawanan yang sudah dilakukan oleh ayah dan ibunya. Setelah ditangkap, Cut Nyak Dhien dibawa ke Banda Aceh dan dirawat di situ. Penyakitnya seperti rabun dan encok berangsur-angsur sembuh. Namun, Cut Nyak Dien akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Dia di tahan bersama ulama bernama Ilyas yang segera menyadari bahwa Cut Nyak Dhien merupakan ahli dalam agama Islam, sehingga ia dijuluki sebagai "Ibu Perbu". Pada tanggal 6 November 1908, "Ibu Perbu" meninggal karena usianya yang sudah tua. Makam "Ibu Perbu" baru ditemukan pada tahun 1959 berdasarkan permintaan Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan.
3. Ir Soekarno ( Surabaya )
• Asal-usul dan Daerah
- Lahir: Koesno Sosrodihardjo 6 Juni 1901 Soerabaja, Oost Java, Hindia Belanda (sekarang Surabaya, Jawa Timur, Indonesia).
- Meninggal: 21 Juni 1970 (umur 69) Wisma Yaso, Jakarta, Indonesia.
- Nama istri:
Oetari (1921–1923)
Inggit Garnasih (1923–1943)
Fatmawati (1943–1970)
Hartini (1953–1970)
Kartini Manoppo (1959–1968)
Saliku Maesaroh (1958–1959)
Ratna Sari Dewi (1962–1970)
Haryati (1963–1966)
Yurike Sanger (1964–1968)
Heldy Djafar (1966–1969)
- Anak
Dari Inggit Ratna Juami (anak angkat)
Kartika (anak angkat)
Dari Fatmawati Guntur Soekarnoputra
Megawati Soekarnoputri
Rachmawati Soekarnoputri
Sukmawati Soekarnoputri
Guruh Soekarnoputra
• Deskripsi kepahlawanan
Pada 4 Juli 1927, Seokarno merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia). Tujuannya didirikannya partai tersebut adalah agar Indonesia merdeka. Mengetahui itu, pada 29 Desember 1929, Belanda memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung. Soekarno disidangkan setalah delapan bulan di penjara. Dalam pidato pembelaannya yang berjudul “Indonesia Menggugat”, Seokarno menggambarkan kondisi politik Internasional dan keadaan rakyat Indonesia di bawah belenggu kolonialisme. Pembelaannya tersebut membuat Belanda semakin marah.Belanda kemudian membubarkan PNI pada Juli 1930.Belanda kemudian membubarkan PNI pada Juli 1930. Pada tahun 1931, Soekarno dibebaskan dan bergabung serta memimpin Partindo. Hal tersebut diketahui oleh Belanda dan Soekarno kembali ditangkap. Pada tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Lalu empat tahun kemudian, ia dipindah ke Bengkulu. Setelah perjuangan yang panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Kemudian pada 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. Akan tetapi, sebelumnya, Soekarno berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Soekarno juga berusaha enghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. Kemudian gerakan tersebut berkembang menjadi Gerakan Non Blok.Sementara itu, kesehatan Soekarno semakin memburuk. Pada Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Lalu Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta. Setalah itu ia dimakamkan di Blitar, Jatim tepatnya di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai.
4. Pangeran Diponegoro (Yogyakarta)
• Asal-usul dan Daerah
Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785. Ibunya merupakan seorang garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati yang berasal dari Pacitan. Ayahnya bernama Gusti Raden Mas Suraja, yang di kemudian hari naik takhta bergelar Hamengkubuwana III.
Ketika dilahirkan, Diponegoro diberi nama Bendara Raden Mas Mustahar, kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya. Nama Islamnya adalah Abdul Hamid. Setelah ayahnya naik takhta, Antawirya diwisuda sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Dipanegara.
• Deskripsi kepahlawanan
Pangeran Diponegoro juga dikenal dengan nama Raden Mas Ontowiryo, ia lahir di D.I Yogyakarta pada 11 November 1785. Beliau merupakan anak sulung dari Sultan Hamengkubuwono III yang kenal sejak Perang Diponegoro pada 1825 sampai 1830.
Perang Diponegoro menelan banyak korban dan tercatat sebagai perang dengan korban terbanyak sepanjang sejarah perang Indonesia. Dan pada tahun 1830, Diponegoro ditangkap lalu dibuang di Manado. Hingga pada akhirnya meninggal di Ujung Pandang pada tanggal 8 Januari 1985.
5. Sultan Hasanuddin (Sulawesi Selatan)
• Asal-usul dan Daerah
- Kelahiran: 12 Januari 1631, Makassar
- Meninggal: 12 Juni 1670, Makassar
- Nama panggilan: Ayam Jantan dari Timur
- Nama lengkap: Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana
- Cucu: Karaeng Naba
- Anak: Karaeng Galesong, Sultan Amir Hamzah, Sultan Muhammad Ali
- Tempat pemakaman: Kompleks Pemakaman Raja-raja Gowa
• Deskripsi kepahlawanan
Pahlawan nasional satu ini memiliki julukan "Ayam Jantan dari Timur". Dia adalah Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan, dan merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid. Beliau lahir di Makassar, 12 Januari 1631. Sultan Hasanuddin berusaha menggabungkan beberapa kerajaan kecil di wilayah Indonesia Timur dan membuat perlawanannya dengan Belanda semakin memanas. Hal ini yang akhirnya membuat Belanda meminta bantuan ke Batavia untuk menaklukkan Somba Opu, yaitu benteng terkuat di Gowa pada 12 Juni 1669. Pada 12 Juni 1670 Sultan Hasanuddin pun wafat.
6. Pattimura (Maluku)
• Asal-usul dan Daerah
- Kelahiran: 8 Juni 1783, Haria
- Meninggal: 16 Desember 1817, Benteng Nieuw Victoria, Teluk Ambon
- Nama lengkap: Thomas Matulessy
- Kebangsaan: Indonesia
- Saudara kandung: Yohannes Matulessy
- Julukan: Kapitan Pattimura
Orang tua: Frans Matulessia, Fransina Tilahoi
• Deskripsi kepahlawanan
Kapten Pattimura atau yang biasa dikenal Thomas Matulessy lahir di Ambon pada tahun 1763. Pattimura melawan Belanda yang berusaha menguasai Maluku dengan menindas, memaksa kerja rodi, dan menguras kekayaan Maluku.
Selanjutnya, pada tahun 1817 ia berhasil menyatukan Kerajaan Tidore dan ternate untuk mengusir penjajah di daerah tersebut. Sebenarnya, Belanda sempat menawarkan kerja sama, tetapi Pattimura menolaknya. Hingga akhirnya ia diberi hukuman mati pada 16 Desember 1817.
7. Raden Ajeng Kartini (Jawa Tengah)
• Asal-usul dan daerah
Meninggal: 17 September 1904, Kabupaten Rembang
Pasangan: Raden Adipati Joyodiningrat (m. 1903–1904)
Anak: Soesalit Djojoadhiningrat
Orang tua: Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, M.A. Ngasirah
Saudara kandung: Kardinah, Roekmini, Sosrokartono, Soematri, Slamet, Sulastri, Busono,
• Deskripsi kepahlawanan
Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini adalah pahlawan nasional yang dikenang sebagai pelopor emansipasi perempuan. Selama hidup, ia memperjuangkan kesetaraan hak dan membangun sekolah perempuan bernama Yayasan Kartini pada tahun 1912.Sekolah Kartini dibangun di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan sebagainya. Kartini meninggal di usia yang masih sangat muda, yaitu 25 tahun pada 17 September 1904 di Rembang.
8. Dewi Sartika (Jawa Barat)
• Asal-usul dan daerah
Raden Dewi Sartika adalah seorang advokat dan tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Ia juga merupakan salah satu tokoh perempuan Indonesia paling terkenal. Ia diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966.
- Kelahiran: 4 Desember 1884, Kecamatan Cicalengka
- Meninggal: 11 September 1947, Kota Tasikmalaya
- Pendidikan: Europeesche Lagere School
- Pasangan: R. Kd. Agah Suriawinata (m. 1906)
- Orang tua: Raden Ayu Rajapermas, Raden Rangga Somanagara
- Kebangsaan: Indonesia
- Penghargaan: Orde Oranye-Nassau
• Deskripsi kepahlawanan
Selain Kartini, Pahlawan Nasional perempuan selanjutnya ialah Dewi Sartika. Ia lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka dan memiliki latar belakang keluarga ningrat. Hal inilah yang akhirnya membuat ia terinspirasi mendirikan Sekolah Istri atau Sekolah Khusus Perempuan Hindia Belanda. Berkat kegigihannya, Dewi Sartika mendapat Bintang perak dari Pemerintah Belanda pada masa itu. Namun, pada saat perang kemerdekaan ia diungsikan ke Cineam, Tasikmalaya dan wafat pada September 1947.
9. Cut Meutia (Aceh)
• Asal-usul dan Daerah
Tjoet Nyak Meutia adalah pahlawan nasional Indonesia dari daerah Aceh. Ia dimakamkan di Alue Kurieng, Aceh. Ia menjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964.
- Kelahiran: 15 Februari 1870, Kesultanan Aceh
- Meninggal: 24 Oktober 1910, Aceh
- Anak: Teuku Raja Sabi
- Orang tua: Teuku Ben Daud Pirak, Cut Jah
- Kebangsaan: Indonesia
- Pasangan: Pang Nanggroe, Teuku Muhammad
- Saudara kandung: Cut Beurahim, Teuku Muhammad Ali, Teuku Muhammadsyah, Teuku Cut Hasan, dan
Teuku Muhammad Ali.
• Deskripsi kepahlawanan
Perempuan bernama lengkap Cut Nyak Meutia ini lahir di Perlak, Aceh pada tahun 1870. Ia merupakan seorang panglima Aceh saat melawan Belanda. Bersama suaminya, ia menyerang pusat patroli Belanda di daerah pedalaman Aceh. Ia pun terus melanjutkan perjuangan melawan Belanda, hingga akhirnya meninggal dunia pada tahun 1910.
10. Ki Hajar Dewantara (Yogyakarta)
• Asal-usul dan Daerah
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah bangsawan Jawa, aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, guru bangsa, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
- Kelahiran: 2 Mei 1889, Kadipaten Paku Alaman, Yogyakarta
- Meninggal: 26 April 1959, Yogyakarta
- Anak: Bambang Sokawati Dewantara, Syailendra Wijaya, Ratih Tarbiyah, lainnya
- Pendidikan: School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Europeesche Lagere School
- Nama lengkap: Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
- Buku: Menuju manusia merdeka, Levensschets van Pangeran Ario Noto Dirodjo
- Organisasi didirikan: sekolah taman siswa, Indische Partij
• Deskripsi kepahlawanan
Pahlawan yang dikenal dengan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ia lahir pada 2 Mei 1889 di D.I Yogyakarta. Selama hidup Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa pada 1929 dan turut membantu pribumi yang tidak bisa sekolah. Ki Hajar Dewantara pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan setelah kemerdekaan. Beliau wafat pada 26 April 1959 dan disemayamkan di kota kelahirannya, yaitu D.I Yogyakarta.
Demikian nama pahlawan dan penjelasannya yang penting untuk kita ketahui. Semoga dapat bermanfaat.











Komentar
Posting Komentar